Jumat, 07 Januari 2011

Kepala BNP2TKI: Isi Peluang di Timteng

Liputan6.com, Palembang: Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, mengharapkan pemerintah provinsi Sumatera Selatan ikut mengisi peluang kerja sektor formal tenaga perawat rumahsakit ke Timur Tengah, khususnya Arab Saudi.

"Ada sekitar 30.000 ribu peluang kerja untuk TKI perawat yang ditawarkan pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia atau BNP2TKI, karenanya diharapkan peluang ini salah satunya dipersiapkan oleh tenaga-tenaga perawat asal Sumsel," jelas Jumhur di hadapan Wakil Gubernur Sumsel, Eddy Yusuf, saat berdialog dengan jajaran Pemrov Sumsel, Jumat (20/8) di Kantor Gubernur Sumsel, Palembang.

"Kalau dari Sumsel dapat ditempatkan 1.000 perawat saja itu sudah bagus sekali," tambahnya.

Jumhur berada di Palembang dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadhan sejak Kamis (19/8), dan bersama pemprov Sumsel melakukan koordinasi pelayanan TKI khususnya sosialisasi kebijakan penempatan TKI formal berkemampuan semi skil dan skil di luar negeri.

Dikatakan Jumhur, peluang kerja untuk tenaga perawat itu disampaikan langsung Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abdurrahman Al Khayyath, dalam pertemuan khusus dengan Kepala BNP2TKI, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurut Jumhur, pihak Arab Saudi juga menghendaki, porsi sebagain besar perawat medis di sana dapat diisi TKI perawat dari Indonesia pada masa datang, akibat persamaan kultur beragama dengan masyarakat Arab Saudi.

"Sebab, sekarang ini sektor perawat di sana hanya dikuasai oleh tenaga perawat asal Filipina," ujar Jumhur. Sementara itu, lanjutnya, gaji bagi tenaga perawat di Arab Saudi berkisar Rp 8-17 juta perbulan.

"Dari kisaran gaji tersebut, perawat di rumahsakit pemerintah mendapatkan lebih besar dibanding yang bekerja di rumahsakit swasta," ujarnya, lagi.

Pada bagian lain, Jumhur mengajak pemprov Sumsel mempersiapkan kerjasama proses penempatan tenaga perawat rumahsakit di Timur Tengah dalam bentuk pelatihan skil dan bahasa Inggris.

"Kita perlu melatih calon TKI perawatnya setidaknya 4-6 bulan, terutama terkait kemampuan berbahasa Inggris sebagaimana diperlukan oleh pihak Arab Saudi," katanya, seraya menyebut soal skil keperawatan pada umumnya tenga perawat Indonesia cukup memadai sekaligus diakui banyak negara penempatan. "Jadi, untuk bahasa pun bukan persyaratan berbahasa Arab."

Menyambut tawaran Jumhur, Wagub Sumsel Eddy Yusuf mengaku senang dan berjanji segera menindaklanjuti program penempatan TKI perawat untuk Timteng asal Sumsel tersebut.

"Mengenai persiapannya kami akan tugaskan Dinas Tenaga Kerja Provinsi untuk bersama-sama unit kerja BNP2TKI di sini, yaitu Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Palembang agar merumuskan mekanisme pelaksanaannya," kata Eddy Yusuf. (ARI)Narasumber : Kliping BNP2TKI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar