CLUTTER HERE, CLUTTER THERE
YUK BEBENAH, BIAR NGGAK MUMET
Waktu masuk kamar, apakah kamu merasa rileks, terkendali, dan dikelilingi oleh benda-benda yang kau sayangi? Apakah secara keseluruhan ruangan terkesan menggambarkan identitas kamu saat ini? Kalau jawabannya enggak, kemungkinan besar itu karena kamar kamu disesaki oleh pernak-pernik yang tak saling berhubungan satu sama lain (clutter). Tumpukan teenlit di pojok kanan, gulungan kertas kado d sudut kiri, gunungan majalah di meja belajar yang saling berdesak-desakan dengan koleksi boneka. Ampun deh! Ini kamar apa gudang sih?
Kelihatannya sepele ya. Tapi tahu enggak, masalah clutter ini diderita oleh banyak sekali orang, termasuk bos-bos bergaji gede. Kan enggak lucu banget yah kalau harta-benda yang kamu miliki justru menjadi beban dan hambatan. Makanya sampai muncul profesi konsultan clutter segala. Tugasnya membantu para klien membersihkan dan merapikan segala pernak-pernik sehingga ruangan (kantor maupun rumah) hingga menjadi rapi. Hasilnya, klien bergerak bebas lepas dan bisa kembali menikmati hidup mereka.
Apa siy clutter itu ?
Clutter adalah benda-benda yang tidak lagi kamu pakai atau kamu sukai. Benda-benda itu barangkali mengingatkan kamu pada masa-masa sulit dalam hidup kamu. Mungkin juga benda itu kamu miliki 10 tahun lalu padahal selera kamu saat ini sudah berbeda jauh banget. Misalnya, kamu masih menyimpan sepatu yang kamu beli dua tahun lalu karena harganya selangit padahal sekarang sudah sempit dan kuno. Mau dibuang kok sayang ya? Mungkin juga kamu masih menyimpan bingkai foto yang kacanya telah pecah berkeping-keping lantaran itu hadiah dari nenek kamu. Atau tumpukan majalah lama. Puluhan gelas plastik bekas yoghurt yang kamu simpan terus karena siapa tahu suatu saat kelak kamu butuhkan entah untuk apa. Sebotol cat kuku yang sudah kering. Dan lain-lain.
Jadi bagaimana mengurus clutter ?
Pertama, jangan panik. Mudah sekali untuk jadi panik dan kabur ke mal untuk minum eskrim ketimbang merapikan pernak-pernik tak berguna itu. Santai dong. Ini ada panduan mujarab untuk mengurus clutter dari konsultan clutter kenamaan yang berdomisili di London, Inggris, Sue Kay.
Mulailah hari ini juga
Menunda-nunda adalah kendala utama mengurus clutter. Jadi mulailah sekarang juga.
Mulailah dari area kecil
Mulailah dengan, misalnya, merapikan laci kaos kaki. Tetapkan waktu 15 menit. Pasanglah musik bersemangat untuk membuat kamu beres-beres dengan giat. Kosongkan laci dan bersihkan dengan cepat. Setiap kali menyortir benda yang kamu temukan dari laci, tanyakan pada diri sendiri mengapa kamu terus menyimpannya. Apakah kamu menyimpan kaos kaki bolongyang tidak pernah kamu pakai lagi karena kaos kaki itu dulu kesayangan kamu? Putuskan apakah kamu akan menambalnya supaya bisa dipakai kembali atau membuang untuk selama-lamanya. Banyak loh orang yang terus menyimpan kaos kaki butut yang tinggal sebelah. Kamu juga ya? Kalau kamu gagal menemukan pasangannya, relakanlah kaos kaki itu masuk keranjang sampah.
Pertahankan semangat
Bagusssss, kamu telah memulai program beres-beres dengan baik. Kalau kamu merasa bersemangat, teruskanlah program ini. Tapi ingatlah untuk selalu bekerja di satu area pada satu waktu. Tuntaskan bers-beres di tempat itu sampai selesai sebelum kamu mulai beres-beres di area lain. Tentukan durasi tertentu setiap hari, misalnya 30 menit.
Buang barang-barang butut
Setelah kamu memutuskan membuang barang-barang tertentu, cepatlah keluarkan benda-benda itu dari rumah. Jangan sampai kamu berubah pikiran.
Bagaimana rasanya?
Ketika kamu menaruh barang di keranjang sampah, kamu mungkin merasa lega. Atau malah merasa bersalah? Benda mahal atau pemberian orang rasa-rasanya memang salah banget kalau dibuang. Banyak orang yang bahkan enggak sampai hati membuang foto yang telah buram. Mereka takut kalau dalam menit mereka menyingkirkan benda itu, mereka akan membutuhkannya suatu hari nanti. Bu Sue Kay menyebut perasaan semacam itu “ghost feeling”. Memang butuh waktu kok untuk merasa terbiasa dengan ruangan baru yang rapi. Perasaan itu normal saja sebagai bagian dari proses beres-beres (decluttering process).
Jadi bagaimana kamu mengatasi perasaan-perasaan itu?
a. Benda-benda sentimentil (maksudnya yang membuat kamu merasa gimana gitu, karena ada unsure kenangan) boleh terus disimpan, tapi kamu tetap harus selektif. Baju waktu kamu masih bayi boleh deh terus disimpan barang satu-dua. Foto juga boleh, tapi yang buram dan sudah sobek kan enggak perlu ya?
b. Barang rusak harus segera ditindaklanjuti. Mau diperbaiki atau dibuang nih?
c. Hadiah memang harus dihargai. Tapi tidak semua hadiah membuat kamu berkenan, karena memang ada aja yang memberi kado asl-asalan. Jangan merasa bersalah membuang kado yang jelek yang cuma bikin semangat kamu turun.
d. Kertas tidak perlu disayang-sayang. Brosur, Koran, dan majalah Cuma jadi sarang penyakit tuh kalau dibiarkan bertumpuk-tumpuk. Buang saja, toh bisa didaur ulang. Ingat, tidak ada orang yang punya cukup waktu untuk membaca semua hal.
Penyimpanan
Sekali kamu beres-beres dan memastikan benda apa yang mau terus kamu simpan, selanjutnya kamu harus menentukan tempat penyimpanan. Untuk menjaga rumah tetap rapi, setiap benda harus punya tempat. Jadinya kan mudah ditemukan dan mudah pula disimpan kembali. Simpanlah benda-benda yang sejenis dalam satu tempat. Buku dengan buku, pensil dengan pensil, kaos kaki dengan kaos kaki, CD dengan CD, dan sebagainya. Sejumlah 20% barang-barang yang kita miliki kita gunakan selama 80% waktu kita. Karena itu simpanlah 20% benda-benda itu di tempat yang paling mudah dijangkau.
Manfaatnya
Banyak sekali manfaat yang kamu petik dengan melakukan bebenah. Ruangan menjadi lebih lapang dan kamu menjadi lebih santai. Pikiran jadi enggak mumet gitu loh.
Apa Kepribadian Clutter Kamu ?
Orang menumpuk barang karena alasan yang berlainan. Hm, kamu tuh tipe yang mana ya?
Tipe penimbun: “Suatu saat nanti kita membutuhkannya kan?”
Orang yang suka menimbun pastinya selalu merasa kekurangan, baik dari segi keuangan maupun segi-segi lainnya. Jauh di dalam hatinya, para penimbun merasa takut kalau mereka melepaskan barang tertentu, biarpun sudah rusak dan butut, mereka enggak akan sanggup lagi untuk membelinya atau takut barang itu tidak akan ditemui lagi di pasaran. Di rumah seorang penimbun pasti ada laci dan lemari yang disesaki wadah karton bekas, botol jus, kaleng susu, atau majalah usang. Tipe penimbun harus mengingatkan diri sendiri bahwa persediaan uang dan barang akan selalu ada. Yakin deh. Artikel di majalah lama bisa dicari kok di Internet, paling enggak yang miri-mirip. Iya enggak?
Tipe penyerah: “Besok aja deh mikirinnya.”
Orang yang masuk kategori penyerah paling suka deh menunda-nunda pekerjaan. Bayar tagihan? Besok aja ah. Balas surat? Nanti deh. Cuci sepatu? Entar ya. Pokoknya semua pekerjaan rumah tangga disingkirkan untuk esok hari. Tipe penyerah suka meninggalkan perabot kotor di bak cuci piring, pakaian kotor di ember, dan sebgainya. Kalau kamu termasuk tipe penyerah, ingatlah bahwa hari esok belum tentu kamu punya tenaga dan waktu untuk mengurus segala sesuatu. Karena tipe penyerah pada dasarnya penunda, obatnya ya cuma satu: action.
Tipe pemberontak: “Aku enggak mau mengerjakannya dan enggak usah maksa-maksa segala ya!”
Waktu bocah, mama kan suka menyuruh kamu memungut mainan yang kamu letakkan di sembarang tempat. Biasanya kamu melakukan perintah mama dengan wajah cemberut dan ngomel-ngomel enggak keruan. Nah begitu kamu gede, sifat keras kepala itu masih tersisa, tapi ditunjukkan dengan cara yang berbeda. Si pemberontak tak sudi menaruh pakaiannya sendiri di gantungan baju, enggak mau menyimpan mangkuk sereal kotor ke bak cuci piring. Kayak gitu-gitu deh. Seolah-olah kamu sedang membangkang pada mama ketika diminta meletakkan barang pada tempatnya. Akibatnya banyak barang kotor dan enggak perlu mengendap di tempat yang tidak sepantasnya. Jorok.
Tipe perfeksionis: “Minggu depan, saya akan merapikan segala seuatunya … dengan sempurna.”
Tipe perfeksionis adalah orang yang hebat, sayangnya mereka sangat saklek. Mereka maunya tinggal di dunia yang hebat atau tidak hidup sama sekali. Mereka sanggup melakukan pekerjaan hebat, tapi itu cuma kalau mereka mau melakukannya. Karena sifat yang serba maunya sempurna itu, tipe ini ogah banget deh melakukan pekerjaan yang sedikit saja tidak sempurna. Kalau enggak punya kesiapan waktu 100%, mereka memilih enggak melakukan apapun sama sekali. Ekstrem ya? Misalnya, seorang perfeksionis enggak mau merapikan tumpukan toples plastik kalau belum mambeli rak penyimpan yang sempurna sesuai keinginannya. Toples-toples plastik pun dibiarkan menggunung tak teratur dan jatuh kalau tersenggol. Orang seperti ini harus ingat bahwa kesempurnaan itu cuma ilusi. Nggak ada tuh yang sempurna di dunia ini.
Tipe sentimentil: “Oh it’s so sweeeeet!”
Orang-orang sentimentil mustahil mau membuang setiap benda, sespele apapun. Baju yang dipakai waktu bayi, kartu ucapan yang sudah lusuh dan tak terbaca lagi, oleh-oleh murahan yang sudah bengkok, kertas ulangan yang ponten 10, dan seterusnya dan sebagainya disimpan untuk selama-lamanya. Masalahnya kan, dalam hidup ini banyak sekali peristiwa yang bisa dikenang. Kalau semua benda yang dianggap menyimpan kenangan harus disimpan, gileeeee, rumah akan sesak dong. Plis deh. Tipe sentimentil harus belajar menyeleksi benda apa yang patut terus disimpan dan mana yang bisa disisihkan. Kenangan indah toh bisa juga disimpan dalam ingatan, bukan? Tidak mesti dalam bentuk benda lah.
Jumat, 05 November 2010
Rabu, 27 Oktober 2010
Tugas MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
4. MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
A) DEFINISI LINGKUNGAN
Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia).
Lingkungan hidup balk faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui Batas.
Manajemen dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.
B) FAKTOR-fAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan eksternal dibagi menjadi 2 unsur, yaitu :
1. Yang berpengaruh langsung (lingkungan ekstern mikro)
2. Yang berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern makro)
LINGKUNGAN EKSTERN MIKRO
Yang paling penting adalah para pesaing yang harus dihadapi perusahaan, langganan yang harus dilayani, pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan, para penyedia (Supplies) dan perwakilan-perwakilan pemerintah.
a. Para pesaing (Competition)
b. Langganan (Costumers)
c. Pasar tenaga kerja, organisasi memerlukan karyawan dengan bermacam-macam keterampilan
d. Lembaga keuangan
e. Supplies
f. Perwakilan pemerintah, hubungan organisasi dengan perwakilan pemerintah dengan kompleks
LINGKUNGAN EKSTERN MAKRO
a. Kekuatan-kekuatan diluar tersebut mempengaruhi suatu oragnisasi secara langsung atau secara tidak langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur lingkungan ekstern mikro
b. Unsur-unsur lingkungan makri menciptakan iklim
Perkembangan teknologi dalam setiap masyarakat atau industry tingkat kemajuan teknologi berarti pada penentuan produk dan jasa yang akan di produksi, peralatan yang akan digunakan dan bagaimana bermacam-macam operasi akan dikelola.
ORGANISASI DAN LINGKUNGAN
Linngkungan ekstern mempengaruhi manajer-manajer bervariasi menurut tipe dan tujuan organisasi. Karena mempunyai kekuasaan yang lebih besar dan pandangan yang lebih luas.
C) TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER
Berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak social dan ekonomi didepan pembulatan keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan.
A) DEFINISI LINGKUNGAN
Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia).
Lingkungan hidup balk faktor biotik maupun abiotik berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung. Daya dukung lingkungannya adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam kondisi alami, lingkungan dengan segala keragaman interaksi yang ada mampu untuk menyeimbangkan keadaannya. Namun tidak tertutup kemungkinan, kondisi demikian dapat berubah oleh campur tangan manusia dengan segala aktivitas pemenuhan kebutuhan yang terkadang melampaui Batas.
Manajemen dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.
B) FAKTOR-fAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan eksternal dibagi menjadi 2 unsur, yaitu :
1. Yang berpengaruh langsung (lingkungan ekstern mikro)
2. Yang berpengaruh tidak langsung (lingkungan ekstern makro)
LINGKUNGAN EKSTERN MIKRO
Yang paling penting adalah para pesaing yang harus dihadapi perusahaan, langganan yang harus dilayani, pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan, para penyedia (Supplies) dan perwakilan-perwakilan pemerintah.
a. Para pesaing (Competition)
b. Langganan (Costumers)
c. Pasar tenaga kerja, organisasi memerlukan karyawan dengan bermacam-macam keterampilan
d. Lembaga keuangan
e. Supplies
f. Perwakilan pemerintah, hubungan organisasi dengan perwakilan pemerintah dengan kompleks
LINGKUNGAN EKSTERN MAKRO
a. Kekuatan-kekuatan diluar tersebut mempengaruhi suatu oragnisasi secara langsung atau secara tidak langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur lingkungan ekstern mikro
b. Unsur-unsur lingkungan makri menciptakan iklim
Perkembangan teknologi dalam setiap masyarakat atau industry tingkat kemajuan teknologi berarti pada penentuan produk dan jasa yang akan di produksi, peralatan yang akan digunakan dan bagaimana bermacam-macam operasi akan dikelola.
ORGANISASI DAN LINGKUNGAN
Linngkungan ekstern mempengaruhi manajer-manajer bervariasi menurut tipe dan tujuan organisasi. Karena mempunyai kekuasaan yang lebih besar dan pandangan yang lebih luas.
C) TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER
Berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak social dan ekonomi didepan pembulatan keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan.
Tugas Evolusi Teori Manajemen
3. Evolusi Teori Manajemen
A) THE CLASSICAL MANAGEMENT THEORIES (TEORI MANAJEMEN KLASIK)
Sebelum zaman manajemen ilmiah muncul, telah terjadi revolusi industri di Inggris pada abad ke 19 (tahun 1800-an). Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan suatu pendekatan manajemen yang sistematis. Beberapa prinsip manajemen ilmiah yang mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah manajemen akibat timbulnya revolusi industri itu adalah :
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
1) James Watt J dan Mathew Robinson Boulton
Mereka adalah putra dari pionir yang menemukan dan mengembangkan mesin uap. Mereka mengambil manajemen dan Soko Engineering Foundry di Inggris, yang didirikan ayah mereka pada tahun 1796.
Watt bertugas memimpin organisasi dan administrasi, dan Boulton memberi per-hatian khusus pada penjual-an dan aktivitas perdagang-an.
Teknik manajerial yang dikembangkan kedua orang itu antara lain adalah :
1. Penelitian dan peramalan pasar,
2. Perencanaan produksi,
3. Skema mesin, yang direncanakan sesuai dengan tuntutan proses pekerjaan, Standar produksi dan
4.Standarisasi komponen-komponen produksi.
Dalam bidang akuntansi dan biaya, mereka mengembang-kan antara lain adalah :
1. Catatan-catatan statistik yang rinci dan
2.Memajukan system pengendalian, yaitu dapat memper-hitungkan biaya dan keuntungan untuk setiap mesin yang dibuat dan untuk setiap departemen.
Dalam bidang sumber daya manusia, mereka mengembang-kan antara lain adalah 1. Pelatihan karyawan
2. Program pengembangan eksekutif,
3. Penelitian Kerja,
4. Program Kesejahteraan dll
2) Robert Owen (1771-1858)
Permulaan tahun 1800-an, awal revolusi industri Robert Owen, seorang Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Owen menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi.
Pada zaman Owen ini terdapat praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dari standar 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, Owen mengajukan satu perbaikan berupa :
a. Membangun perumahan karyawan dan membangun jalan dilingkungan tempat tinggal karyawan
b. Berusaha memperbaiki lingkungan hidup sehingga lingkungan hidup dan pabrik menjadi menariki
c. Koperasi konsumsi bagi karyawan, (Mendirikan took-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan, menjual barang-dengan harga yang layak)
d. Menyediakan makanan bagi karyawan
e. Pembatasan pekerja anak dibawah umur (menolak mem-perkerjakan anak dibawah umur 10 tahun)
f. Menurunkan jam kerja yang semula 13 jam menjadi 10,5 jam perhari
Karena jasanya ini beliau disebut sebagai “Bapak Manajemen Personalia Modern”
Jika para manajer lainnya lebih banyak memperhatikan perbaikan teknik, maka Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurut Owen, itulah investasi yang penting bagi manajer. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau Owen mengajukan prosedur yang meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja secara terbuka dan bersaing.juga secara terbuka.
3) Charles Babbage (1792 – 1871)
Babbage adalah seorang guru besar Matematika dan penemu Kalkulator serta Komputer pertama dari Inggris, yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi operasi suatu pabrik, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah akan terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya.
Babbage mengusulkan pertama kali adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi dari pekerja sesuai penguasaan keterampilan tertentu, pekerjaan dibuat rutin sehingga lebih mudah dapat dikendalikan dan dimekanisasi dengan alat kalkulator.
Pada tahun 1822 Charles Babbage menemukan Kalkulator mekanis, yang disebut Difference Machine (Mesin penambah dan pengurang). Prinsip-prinsip dasarnya digunakan pada mesin mesin hitung hampir seabad kemudian, kalkulator yang kini kita kenal. Babbage menyusun sebuah mesin analitis (Analysis Machine) pada tahun 1833, yaitu sebuah komputer yang otomatis dan mempunyai segala unsure dasar komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan sebagai “Bapak Komputer”.
Dari sudut manajemen, Babbage dikenal karena bukunya “On Economy of Machinery and Manufactures” (1832), dia tertarik dan terkesan pada :
1. Prinsip efesiensi pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan dan tenaga kerja supaya mendapat kan hasil yang sebaik-baiknya.
2. Prinsip efisiensi pembagian tugas, tidak hanya untuk pekerjaan manual saja, melainkan juga untuk aktivitas mental.
3. Sangat memperhatikan faktor manusia, disarankannya sebaiknya ada kerjasama dalam hal kepentingan bersama antara pekerja dan pemilik pabrik.
4. Menganjurkan adanya semacam system pembagian keuntungan, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
5. Menyarankan para pekerja menerima pembayaran tetap tergantung dari sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan bagian keuntungan dan ditambahkan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan untuk meningkatkan produktivitas.
B) TEORI PERILAKU
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih sering dikenal sebagai pendekatan/aliran perilaku.
Dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi dan dengan metoda penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih terkenal sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations theorists”. Diantaranya yang terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc. Gregor yang lebih meng- utamakan “self actualizing man” dari pada hanya sekedar “social man” dalam memberi dorongan kepada karyawan. Teori Mayo kemudian ditingkatkan lagi oleh aliran yang lebih maju lagi, yaitu manusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang seringkali cukup aneh yang dikenal dengan konsep “complex-man”. Karena tidak ada dua orang yang persis sama, maka seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
Selain beberapa nama diatas, tokoh-tokoh aliran perilaku organisasi ini adalahs sebagai berikut :
1. ABRAHAM MASLOW
Maslow (1908-1970) seorang psikolog humanistis, dari USA memperkenalkan teori aktualisasi diri dengan menandaskan bahwa tujuan utama psikoterapi adalah membangun integritas seseorang. Dia belajar psikologi di Universitas Wisconsin dan memperdalam Psikologi Gestait di Sekolah Penelitian Sosial, New York tahun 1951, mengepalai Departemen Psikologi Universitas Brandeis, Waltham, Massachusetts.
Mengemukakan adanya hierarki kebutuhan dalam penjelasan nya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
Tingkatan Kebutuhan manusia menurut Maslow sebagai berikut :
(1) Kebutuhan Fisologis, hampir semua kebutuhan dasar manusia kebutuhan akan pemelioharaan biologis, makan, minum dan kesejahteraan fisik.
(2) Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan perlidungan dan kepastian dalam kehidupan sehari-hari.
(3) Kebutuhan Sosial, kebutuhan akan kasih sayang, rasa memiliki dalam hubungan dengan orang lain.
(4) Kebutuhan Harga Diri secara Penuh, kebutuhan akan harga diri dimata orang lain, penghormatan, prestise, harga diri, kemampuan diri dan dianggap ahli.
(5) Kebutuhan Aktualisasi Diri, tingkat kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan akan “self fulfilment” berkembang dan menggunakan kemampuannya.
2. DOUGLAS MC. GREGOR
Dikenal dengan teori X dan teori Y-nya.
Teori X berasumsi bahwa Karyawan Teori Y berasumsi bahwa Karyawan
Tidak suka bekerja Suka bekerja
Tidak membuat ambisi Mampu mengendalikan diri
Tidak bertanggung jawab Menyukai tanggung jawab
Enggan untuk berubah Penuh imajinasi dan kreasi
Lebih suka dipimpin dari pada memimpin Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.FREDRICK HEZBERG
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. ROBERT BLAKE & JANE MOUTON
Membahas lima Gaya Kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
5. RENSIS LINKERT
Mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem : 1. exploatif-otoritatif sampai, 4. partisipatif kelompok.
6. FRED FIEDLER
Menyarankan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan
7. CHRIS ARGYRIS
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
8. EDGAR SCHIEN
Banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain nya.
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
(1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
(2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
(3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
(4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku :
(1) Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagal an pencapaian tujuan organisasi.
(2) Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
(3) Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuh an mereka.
(4) Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibat an para karyawan.
(5) Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
(6) Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
C) TEORI KUANTITATIF (Riset Operasi & Ilmu Manajemen)
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung model-modek matematika yang dikembangkan.
Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri. Industri juga mengalami per-kembangan pesat dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini. Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sumbangan Teori Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk perencanaan dan pengen dalian proyek. Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhana kan menjadi model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan formula-formula yang sulit dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud menyederhanakan dunia nyata yang sangat kompleks. Dengan model matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan diberi perhatian ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan peri laku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
D) EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG MANAJEMEN
Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
• Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative (administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.
• Pendekatan sumber daya manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga sebagai aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja kelompok serta peranan faktor-faktor social di tempat kerja.
• Pendekatan kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the quantitative or management science approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam sebuah organisasi.
• Pendekatan modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan system dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi
.1. Pendekatan Manajemen Klasik
Aliran klasik, terdiri dari :
a) Manajemen Ilmiah
Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.
Empat prinsip dasar manajemen ilmiah, yaitu :
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan karyawan
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-prinsiptersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah perpotongan differensial, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan, dan tenaga kerja.
b) Prinsip-Prinsip Administratif
Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku “Administration Industriele et Generale”, mengemukakan lima unsur manajemen POACC (fungsionalisme Fayol)
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :
1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.
2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk
3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan
6. Manajerial, penerapan fungsi POACC
Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :
1. Pembagian kerja, spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja
2. Wewenang, hak untuk memberi perintah dan untuk dipatuhi
3. Disiplin, respek, dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi
4. Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu dari seorang atasan.
5. Kesatuan pengarahan, operasi-operasi organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum
7. Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan pemilik.
8. Sentralisasi, ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi (pengambilan keputusan terpusat) dan desentralisasi (memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada karyawan
9. Rantai scalar, garis perintah dan wewenang yang jelas
10. Order, kebutuhan sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat
11. Keadilan, harus ada persamaan perlakuan dalam organisasi
12. Kestabilan staff, tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak baik untuk perkembangan perusahaan.
13. Inisiatif, adanya kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana
14. Semangat korps, kesatuan adalah kekuatan, menekankan mendorong komunikasi lisan bila memungkinkan.
Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam bukunya “Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai berikut :
• Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi
• Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif
• Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar factor
• Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat
c) Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.
Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu
• Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu
• Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi
• Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal
• Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus
• Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.
1.2. Pendekatan Sumber Daya Manusia/Perilaku Manusia
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran ini berusaha melengkapi dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Elton Mayo, melalui percobaan yang dilakukan di pabrik Hawthorne terhadap kondisi kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa hubungan manusiawi diantara anggota terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas, perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong peningkatan motivasi mereka, daripada perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode istirahat. Fenomena ini dikenal sebagai “Hawthorne effect”.
Pandangan studi Hawthorne Effect memunculkan bidang studi perilaku organisasi yaitu studi tentang indivisu dan kelompok dalam organisasi diantaranya muncul teori kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow terhadap lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :
Teori tersebut berdasarkan atas dua prinsip, pertama prinsip deficit, kebutuhan yang telah terpenuhi berhenti menjadi motivator dalam perilaku, kedua prinsip berurutan, kelima kebutuhan tersebut berurutan seperti suatu hirarki, suatu kebutuhan disetiap tingkatan akan muncul jika kebutuhan ditingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Douglas McGregor memberikan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja :
Teori X berasumsi bahwa karyawan :
• Tidak suka bekerja
• Tidak mempunyai ambisi
• Tidak bertanggung jawab
• Enggan untuk berubah
• Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
Suka bekerja
• Mampu mengendalikan diri
• Menyukai tanggung jawab
• Penuh imajinasi dan kreasi
• Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan.
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kraetif dalam melakukan pekerjaan mereka.
1.3. Pendekatan Management Science
Aliran kuantitatif (management science), merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.
Langkah-langkah management science yaitu :
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
5. Penetapan pengawasan hasil-hasil
6. Pelaksanaan
Pendekatan manajemen kauntitatif mencakup karakteristik sebagai berikut ;
Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen
Penggunaan kriteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendpatan, deviden)
Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih
Penggunaan computer untuk mempercepat proses
1.4. Pendekatan Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisai. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen sebagai system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.
1) Pendekatan Sistem (System Approaches)
Pendekatan system dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubngan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya system merupakan sub system-sub system yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Manajemen memandang system sebagai system tertutup dan system terbuka. Manajemen system tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan system terbuka mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.
2) Pendekatan Kontingensi (Contingency Approaches)
Pendekatan ini memandanga bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.
A) THE CLASSICAL MANAGEMENT THEORIES (TEORI MANAJEMEN KLASIK)
Sebelum zaman manajemen ilmiah muncul, telah terjadi revolusi industri di Inggris pada abad ke 19 (tahun 1800-an). Hal ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan suatu pendekatan manajemen yang sistematis. Beberapa prinsip manajemen ilmiah yang mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah manajemen akibat timbulnya revolusi industri itu adalah :
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
1) James Watt J dan Mathew Robinson Boulton
Mereka adalah putra dari pionir yang menemukan dan mengembangkan mesin uap. Mereka mengambil manajemen dan Soko Engineering Foundry di Inggris, yang didirikan ayah mereka pada tahun 1796.
Watt bertugas memimpin organisasi dan administrasi, dan Boulton memberi per-hatian khusus pada penjual-an dan aktivitas perdagang-an.
Teknik manajerial yang dikembangkan kedua orang itu antara lain adalah :
1. Penelitian dan peramalan pasar,
2. Perencanaan produksi,
3. Skema mesin, yang direncanakan sesuai dengan tuntutan proses pekerjaan, Standar produksi dan
4.Standarisasi komponen-komponen produksi.
Dalam bidang akuntansi dan biaya, mereka mengembang-kan antara lain adalah :
1. Catatan-catatan statistik yang rinci dan
2.Memajukan system pengendalian, yaitu dapat memper-hitungkan biaya dan keuntungan untuk setiap mesin yang dibuat dan untuk setiap departemen.
Dalam bidang sumber daya manusia, mereka mengembang-kan antara lain adalah 1. Pelatihan karyawan
2. Program pengembangan eksekutif,
3. Penelitian Kerja,
4. Program Kesejahteraan dll
2) Robert Owen (1771-1858)
Permulaan tahun 1800-an, awal revolusi industri Robert Owen, seorang Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Owen menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi.
Pada zaman Owen ini terdapat praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dari standar 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, Owen mengajukan satu perbaikan berupa :
a. Membangun perumahan karyawan dan membangun jalan dilingkungan tempat tinggal karyawan
b. Berusaha memperbaiki lingkungan hidup sehingga lingkungan hidup dan pabrik menjadi menariki
c. Koperasi konsumsi bagi karyawan, (Mendirikan took-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan, menjual barang-dengan harga yang layak)
d. Menyediakan makanan bagi karyawan
e. Pembatasan pekerja anak dibawah umur (menolak mem-perkerjakan anak dibawah umur 10 tahun)
f. Menurunkan jam kerja yang semula 13 jam menjadi 10,5 jam perhari
Karena jasanya ini beliau disebut sebagai “Bapak Manajemen Personalia Modern”
Jika para manajer lainnya lebih banyak memperhatikan perbaikan teknik, maka Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurut Owen, itulah investasi yang penting bagi manajer. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau Owen mengajukan prosedur yang meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja secara terbuka dan bersaing.juga secara terbuka.
3) Charles Babbage (1792 – 1871)
Babbage adalah seorang guru besar Matematika dan penemu Kalkulator serta Komputer pertama dari Inggris, yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi operasi suatu pabrik, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah akan terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya.
Babbage mengusulkan pertama kali adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi dari pekerja sesuai penguasaan keterampilan tertentu, pekerjaan dibuat rutin sehingga lebih mudah dapat dikendalikan dan dimekanisasi dengan alat kalkulator.
Pada tahun 1822 Charles Babbage menemukan Kalkulator mekanis, yang disebut Difference Machine (Mesin penambah dan pengurang). Prinsip-prinsip dasarnya digunakan pada mesin mesin hitung hampir seabad kemudian, kalkulator yang kini kita kenal. Babbage menyusun sebuah mesin analitis (Analysis Machine) pada tahun 1833, yaitu sebuah komputer yang otomatis dan mempunyai segala unsure dasar komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan sebagai “Bapak Komputer”.
Dari sudut manajemen, Babbage dikenal karena bukunya “On Economy of Machinery and Manufactures” (1832), dia tertarik dan terkesan pada :
1. Prinsip efesiensi pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan dan tenaga kerja supaya mendapat kan hasil yang sebaik-baiknya.
2. Prinsip efisiensi pembagian tugas, tidak hanya untuk pekerjaan manual saja, melainkan juga untuk aktivitas mental.
3. Sangat memperhatikan faktor manusia, disarankannya sebaiknya ada kerjasama dalam hal kepentingan bersama antara pekerja dan pemilik pabrik.
4. Menganjurkan adanya semacam system pembagian keuntungan, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.
5. Menyarankan para pekerja menerima pembayaran tetap tergantung dari sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan bagian keuntungan dan ditambahkan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan untuk meningkatkan produktivitas.
B) TEORI PERILAKU
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang lebih sering dikenal sebagai pendekatan/aliran perilaku.
Dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi dan dengan metoda penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih terkenal sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations theorists”. Diantaranya yang terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc. Gregor yang lebih meng- utamakan “self actualizing man” dari pada hanya sekedar “social man” dalam memberi dorongan kepada karyawan. Teori Mayo kemudian ditingkatkan lagi oleh aliran yang lebih maju lagi, yaitu manusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang seringkali cukup aneh yang dikenal dengan konsep “complex-man”. Karena tidak ada dua orang yang persis sama, maka seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
Selain beberapa nama diatas, tokoh-tokoh aliran perilaku organisasi ini adalahs sebagai berikut :
1. ABRAHAM MASLOW
Maslow (1908-1970) seorang psikolog humanistis, dari USA memperkenalkan teori aktualisasi diri dengan menandaskan bahwa tujuan utama psikoterapi adalah membangun integritas seseorang. Dia belajar psikologi di Universitas Wisconsin dan memperdalam Psikologi Gestait di Sekolah Penelitian Sosial, New York tahun 1951, mengepalai Departemen Psikologi Universitas Brandeis, Waltham, Massachusetts.
Mengemukakan adanya hierarki kebutuhan dalam penjelasan nya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
Tingkatan Kebutuhan manusia menurut Maslow sebagai berikut :
(1) Kebutuhan Fisologis, hampir semua kebutuhan dasar manusia kebutuhan akan pemelioharaan biologis, makan, minum dan kesejahteraan fisik.
(2) Kebutuhan Keamanan, kebutuhan akan perlidungan dan kepastian dalam kehidupan sehari-hari.
(3) Kebutuhan Sosial, kebutuhan akan kasih sayang, rasa memiliki dalam hubungan dengan orang lain.
(4) Kebutuhan Harga Diri secara Penuh, kebutuhan akan harga diri dimata orang lain, penghormatan, prestise, harga diri, kemampuan diri dan dianggap ahli.
(5) Kebutuhan Aktualisasi Diri, tingkat kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan akan “self fulfilment” berkembang dan menggunakan kemampuannya.
2. DOUGLAS MC. GREGOR
Dikenal dengan teori X dan teori Y-nya.
Teori X berasumsi bahwa Karyawan Teori Y berasumsi bahwa Karyawan
Tidak suka bekerja Suka bekerja
Tidak membuat ambisi Mampu mengendalikan diri
Tidak bertanggung jawab Menyukai tanggung jawab
Enggan untuk berubah Penuh imajinasi dan kreasi
Lebih suka dipimpin dari pada memimpin Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3.FREDRICK HEZBERG
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. ROBERT BLAKE & JANE MOUTON
Membahas lima Gaya Kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
5. RENSIS LINKERT
Mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem : 1. exploatif-otoritatif sampai, 4. partisipatif kelompok.
6. FRED FIEDLER
Menyarankan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan
7. CHRIS ARGYRIS
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
8. EDGAR SCHIEN
Banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan lain nya.
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
(1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
(2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
(3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
(4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku :
(1) Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagal an pencapaian tujuan organisasi.
(2) Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen.
(3) Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuh an mereka.
(4) Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibat an para karyawan.
(5) Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
(6) Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
C) TEORI KUANTITATIF (Riset Operasi & Ilmu Manajemen)
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung model-modek matematika yang dikembangkan.
Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri. Industri juga mengalami per-kembangan pesat dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini. Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk merencanakan proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sumbangan Teori Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk perencanaan dan pengen dalian proyek. Pendekatan tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhana kan menjadi model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan formula-formula yang sulit dimengerti sangat kompleks, tetapi model tersebut bermaksud menyederhanakan dunia nyata yang sangat kompleks. Dengan model matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan diberi perhatian ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan peri laku dan psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
D) EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG MANAJEMEN
Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
• Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative (administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.
• Pendekatan sumber daya manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga sebagai aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja kelompok serta peranan faktor-faktor social di tempat kerja.
• Pendekatan kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the quantitative or management science approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam sebuah organisasi.
• Pendekatan modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan system dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi
.1. Pendekatan Manajemen Klasik
Aliran klasik, terdiri dari :
a) Manajemen Ilmiah
Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.
Empat prinsip dasar manajemen ilmiah, yaitu :
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan karyawan
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-prinsiptersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah perpotongan differensial, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan, dan tenaga kerja.
b) Prinsip-Prinsip Administratif
Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku “Administration Industriele et Generale”, mengemukakan lima unsur manajemen POACC (fungsionalisme Fayol)
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :
1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.
2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk
3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan
6. Manajerial, penerapan fungsi POACC
Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :
1. Pembagian kerja, spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja
2. Wewenang, hak untuk memberi perintah dan untuk dipatuhi
3. Disiplin, respek, dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi
4. Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu dari seorang atasan.
5. Kesatuan pengarahan, operasi-operasi organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum
7. Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan pemilik.
8. Sentralisasi, ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi (pengambilan keputusan terpusat) dan desentralisasi (memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada karyawan
9. Rantai scalar, garis perintah dan wewenang yang jelas
10. Order, kebutuhan sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat
11. Keadilan, harus ada persamaan perlakuan dalam organisasi
12. Kestabilan staff, tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak baik untuk perkembangan perusahaan.
13. Inisiatif, adanya kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana
14. Semangat korps, kesatuan adalah kekuatan, menekankan mendorong komunikasi lisan bila memungkinkan.
Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam bukunya “Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai berikut :
• Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi
• Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif
• Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar factor
• Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat
c) Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.
Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu
• Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu
• Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi
• Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal
• Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus
• Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.
1.2. Pendekatan Sumber Daya Manusia/Perilaku Manusia
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran ini berusaha melengkapi dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
Tokoh yang terkenal pada aliran ini adalah Elton Mayo, melalui percobaan yang dilakukan di pabrik Hawthorne terhadap kondisi kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa hubungan manusiawi diantara anggota terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas, perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong peningkatan motivasi mereka, daripada perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode istirahat. Fenomena ini dikenal sebagai “Hawthorne effect”.
Pandangan studi Hawthorne Effect memunculkan bidang studi perilaku organisasi yaitu studi tentang indivisu dan kelompok dalam organisasi diantaranya muncul teori kebutuhan manusia oleh Abraham Maslow terhadap lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :
Teori tersebut berdasarkan atas dua prinsip, pertama prinsip deficit, kebutuhan yang telah terpenuhi berhenti menjadi motivator dalam perilaku, kedua prinsip berurutan, kelima kebutuhan tersebut berurutan seperti suatu hirarki, suatu kebutuhan disetiap tingkatan akan muncul jika kebutuhan ditingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Douglas McGregor memberikan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja :
Teori X berasumsi bahwa karyawan :
• Tidak suka bekerja
• Tidak mempunyai ambisi
• Tidak bertanggung jawab
• Enggan untuk berubah
• Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
Suka bekerja
• Mampu mengendalikan diri
• Menyukai tanggung jawab
• Penuh imajinasi dan kreasi
• Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan.
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kraetif dalam melakukan pekerjaan mereka.
1.3. Pendekatan Management Science
Aliran kuantitatif (management science), merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.
Langkah-langkah management science yaitu :
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
5. Penetapan pengawasan hasil-hasil
6. Pelaksanaan
Pendekatan manajemen kauntitatif mencakup karakteristik sebagai berikut ;
Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen
Penggunaan kriteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendpatan, deviden)
Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih
Penggunaan computer untuk mempercepat proses
1.4. Pendekatan Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisai. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen sebagai system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.
1) Pendekatan Sistem (System Approaches)
Pendekatan system dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubngan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya system merupakan sub system-sub system yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Manajemen memandang system sebagai system tertutup dan system terbuka. Manajemen system tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan system terbuka mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.
2) Pendekatan Kontingensi (Contingency Approaches)
Pendekatan ini memandanga bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.
Tugas Manajemen & Manajer
2. Manajemen & Manajer
a) Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
b) Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
c) Keterampilan manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
a) Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
b) Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
c) Keterampilan manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
MAKIN GEDE TAS, MAKIN NYERI BADAN
MAKIN GEDE TAS, MAKIN NYERI BADAN
Kamu paling suka pakai tas apa? Ransel? Clutch (tas genggam)? Atau tas tangan (handbag) yang segede gajah? Hati-hati yah kalau kamu gemar jenis tas terakhir yang emang lagi ngetren itu. Soalnya banyak juga tuh gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh tas berukuran raksasa. Tekanan yang dibebankan pada punggung dan pundak bisa mengakibatkan cedera.
Sialnya, beberapa tahun terakhir kan tas gede jadi tren banget. Modelnya cantik-cantik deh. Tas raksasa asyik kan bisa memuat sjumlah besar barang. Kamu yang banyak beraktivitas pasti memilih tas gede kan ketimbang yang imut-imut? Biar semua kebutuhan bisa masuk dalam satu tas gitu loh.
Akibatnya laporan mengenai nyeri pundak dan leher yang kaku yang sampai pada dokter, terapis pijat serta chiropractor (terapis persendian) terus meningkat. Sampai-sampai terapis pijat dan chiropractor merancang terapi kusus untuk para wanita yang cedera akibat membawa tas yang berukuran gede.
“Beberapa tahun terakhir banyak wanita dewasa yang mengeluhkan gangguan yang sama dengan yang dilaporkan anak-anak yang membawa ransel besar di bahu mereka,” kata Karen Erickson, seorang chiropractor yang membuka praktek pribadi di Upper West Side dan juga bertindak sebagai juru bicara American Chiropractic Association. “Mereka menderita nyeri leher, bukan hanya ketika mereka sedang membawa tas, tapi sepanjang waktu. Banyak juga wanita menderita sakit kepala yang parah.” Tutur Bu Karen.
“Baru-baru ini aku kedatangan pasien yang menunjukkan gejala-gejala seperti di atas. Aku langsung melihat tas yang dibawanya dan sudah pasti tasnya sangat besar dan berbobot 1 ton,” ceritanya.
Selama beberapa bulan terakhir, Robin Ehrlich, direktur Eastside Massage Therapy Center mengamati klien-kliennya dan menemukan betapa ukuran tas mereka memang besar semua. “Kami menjadi makin sibuk saja melayani pasien dengan gejala-gejala yang sama dan tentu saja penyebabnya adalah tas-tas besar itu,” bilang Bu Robin.
Efek samping paling umum dari membawa tas besar adalah satu bahu menjadi sedikit lebih tinggi dari yang lain, demikian Bu Robin. “Banyak wanita ngobrol di HP sambil membawa tas besar. Itu hanya memperburuk masalah, sebab untuk menyeimbangkan beban yang terlalu berat pada satu sisi, mereka pun mengangkat bahu di sisi lain pada saat yang sama.” Bu Robin menyarankan pemijatan untuk mengatasi rasa nyeri itu minimal seminggu sekali. Peregangan ringan dan mandi air hangat dengan garam Epsom juga bagus.
Martha Callotta, chiropractor di Long Beach, California, menyarankan pasiennya untuk memanfaatkan semua kantong di dalam tas agar beban yang berat terbagi rata. “Pokoknya tas besar adalah penyebab paling utama nyeri punggung sekarang ini,” catatnya. “Selama setahun pasien-pasien kami datng berobat sambil membawa tas besar serta keluhan rasa nyeri di tubuh mereka. Ini akan terus terjadi sampai tren tas besar menurun.”
Menurut Dr. David Golden, ahli bedah ortopedi yang buka praktek pengobatan olahraga di Cedars-Sinai Medcal Center di Beverly Hills, California, efek membawa tas berat sama dengan dampak yang diakibatkan olahraga terlalu berat. “Kabar baiknya adalah rasa nyeri itu bersifat sementara,” ujarnya. “Kamu butuh membawa 50 pon beban atau lebih untuk menderita nyeri permanen.” Pak Dokter menyarankan kliennya untuk meletakkan tali dekat dengan leher.
Dr. Erickson, chiropractor di Manhattan, punya saran untuk meminimalkan bahaya membawa tas oversize. Daripada membawa tas di satu sisi tubuh, berganti-gantilah membawanya di kanan dan kiri dari waktu ke waktu. Atau jinjinglah tas di depan. American Chiropractic Association merekomendasikan tas tidak boleh lebih berat dari 10 persen bobot tubuh pembawanya.
Kamu paling suka pakai tas apa? Ransel? Clutch (tas genggam)? Atau tas tangan (handbag) yang segede gajah? Hati-hati yah kalau kamu gemar jenis tas terakhir yang emang lagi ngetren itu. Soalnya banyak juga tuh gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh tas berukuran raksasa. Tekanan yang dibebankan pada punggung dan pundak bisa mengakibatkan cedera.
Sialnya, beberapa tahun terakhir kan tas gede jadi tren banget. Modelnya cantik-cantik deh. Tas raksasa asyik kan bisa memuat sjumlah besar barang. Kamu yang banyak beraktivitas pasti memilih tas gede kan ketimbang yang imut-imut? Biar semua kebutuhan bisa masuk dalam satu tas gitu loh.
Akibatnya laporan mengenai nyeri pundak dan leher yang kaku yang sampai pada dokter, terapis pijat serta chiropractor (terapis persendian) terus meningkat. Sampai-sampai terapis pijat dan chiropractor merancang terapi kusus untuk para wanita yang cedera akibat membawa tas yang berukuran gede.
“Beberapa tahun terakhir banyak wanita dewasa yang mengeluhkan gangguan yang sama dengan yang dilaporkan anak-anak yang membawa ransel besar di bahu mereka,” kata Karen Erickson, seorang chiropractor yang membuka praktek pribadi di Upper West Side dan juga bertindak sebagai juru bicara American Chiropractic Association. “Mereka menderita nyeri leher, bukan hanya ketika mereka sedang membawa tas, tapi sepanjang waktu. Banyak juga wanita menderita sakit kepala yang parah.” Tutur Bu Karen.
“Baru-baru ini aku kedatangan pasien yang menunjukkan gejala-gejala seperti di atas. Aku langsung melihat tas yang dibawanya dan sudah pasti tasnya sangat besar dan berbobot 1 ton,” ceritanya.
Selama beberapa bulan terakhir, Robin Ehrlich, direktur Eastside Massage Therapy Center mengamati klien-kliennya dan menemukan betapa ukuran tas mereka memang besar semua. “Kami menjadi makin sibuk saja melayani pasien dengan gejala-gejala yang sama dan tentu saja penyebabnya adalah tas-tas besar itu,” bilang Bu Robin.
Efek samping paling umum dari membawa tas besar adalah satu bahu menjadi sedikit lebih tinggi dari yang lain, demikian Bu Robin. “Banyak wanita ngobrol di HP sambil membawa tas besar. Itu hanya memperburuk masalah, sebab untuk menyeimbangkan beban yang terlalu berat pada satu sisi, mereka pun mengangkat bahu di sisi lain pada saat yang sama.” Bu Robin menyarankan pemijatan untuk mengatasi rasa nyeri itu minimal seminggu sekali. Peregangan ringan dan mandi air hangat dengan garam Epsom juga bagus.
Martha Callotta, chiropractor di Long Beach, California, menyarankan pasiennya untuk memanfaatkan semua kantong di dalam tas agar beban yang berat terbagi rata. “Pokoknya tas besar adalah penyebab paling utama nyeri punggung sekarang ini,” catatnya. “Selama setahun pasien-pasien kami datng berobat sambil membawa tas besar serta keluhan rasa nyeri di tubuh mereka. Ini akan terus terjadi sampai tren tas besar menurun.”
Menurut Dr. David Golden, ahli bedah ortopedi yang buka praktek pengobatan olahraga di Cedars-Sinai Medcal Center di Beverly Hills, California, efek membawa tas berat sama dengan dampak yang diakibatkan olahraga terlalu berat. “Kabar baiknya adalah rasa nyeri itu bersifat sementara,” ujarnya. “Kamu butuh membawa 50 pon beban atau lebih untuk menderita nyeri permanen.” Pak Dokter menyarankan kliennya untuk meletakkan tali dekat dengan leher.
Dr. Erickson, chiropractor di Manhattan, punya saran untuk meminimalkan bahaya membawa tas oversize. Daripada membawa tas di satu sisi tubuh, berganti-gantilah membawanya di kanan dan kiri dari waktu ke waktu. Atau jinjinglah tas di depan. American Chiropractic Association merekomendasikan tas tidak boleh lebih berat dari 10 persen bobot tubuh pembawanya.
Cuaca Makin Panas, Kiamat Makin Dekat
CUACA MAKIN PANAS,
KIAMAT MAKIN DEKAT
Kamu ngerasa kan kalau cuaca makin lama makin bikin gerah? Sehari mandi dua kali tuh enggak cukup deh. Badan terus berkeringat, ketiak yang sudah diolesi deodoran masih bau juga. Rambut pun basah kuyup. AC dan kipas angin enggak berasa menyejukkan meski sudah disetel paling pol. Ah, enggak asyik banget deh.
Bukan cuma kita-kita di Indonesia yang merasa kepanasan loh. Di seluruh dunia telah berlangsung perubahan yang sangat mencolok. Suhu panas seperti sekarang ini menyimpang dari cuaca yang seharusnya. Menurut Profesor Stephen Hawking, perubahan cuaca ini menjadi ancaman besar bagi dunia bersama-sama dengan terorisme dan perang nuklir.
Ahli kosmologi serta matematika itu menyatakan bahwa baik pemanasan global maupun ancaman perang nuklir harus sama-sama ditangani dengan segera. Profesor Hawking dari University of Cambridge, Inggris, menyatakan hal tersebut di depan sekelompok ilmuwan yang menyelenggarakan acara hitung mundur Doomsday Clock, menuju Armageddon (kiamat) menjadi 2 menit lebih cepat menjadi 5 menit menuju tengah malam-lebih lengkap mengenai Doomsday Clock bisa dilahap di boks Info Instan. Pemajuan itu dilakukan berkenaan dengan mencoloknya perubahan iklim dunia serta program nuklir yang dilakukan Korea Utara serta Iran.
Info Instan
Doomsday Clock adalah jam simbolik
yang dicetuskan sejak tahun 1947 oleh
Dewan Direktur Bulletin of the Atomic
Scientists (BAS) yang berkedudukan di
Universitas Chicago, Amerika Serikat.
Jam simbolik ini mengumpamakan
bagaimana manusia berada di menit-
menit menjelang “tengah malam”. Nah,
tengah malam yang dimaksud adalah
kerusakan yang diakibatkan oleh
perang nuklir. Jam simbolik itu muncul
di sampul muka BAS sejak konsepnya
pertama kali diperkenalkan. Jumlah
menit menjelan tengah malam (ukuran
derajat ancaman nuklir) diperbarui
secara periodik. Mula-mula jam berada
di posisi 7 menit menjelang tengah
malam, yaitu bersamaan dengan Perang
Dingin di tahun 1947 dan telah 18 kali
diubah, baik dimajukan atau
dimundurkan sesuai makin dekat atau
makin jauhnya prospek perang nuklir.
“Sejak bom atom diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki, tidak ada senjata nuklir yang digunakan dalam perang. Tapi dunia beberapa kali hampir hancur karena senjata nuklir,” kata Profesor Hawking. “Kalau itu sampai terjadi dulu, kita semua telah mati.”
Beliau juga menjelaskan bahwa ilmuwan punya tanggung jawab sosial terhadap kondisi dunia yang sedang berada di tepi abad nuklir kedua serta periode perubahan cuaca yang tidak diperkirakan. Seharusnya ilmuwan sekali lagi memberi peringatan pada masyarakat dan menganjurkan para pemimpin mengenai bahaya yang dihadapi umat manusia.
“kita bisa memperkirakan akan adanya bahaya besar bila pemerintah dan masyarakat tidak mengambil tindakan untuk menghentikan perang nuklir serta mencegah perubahan cuaca lebih lanjut. Sebagai ilmuwan kita paham bahaya persenjataan nuklir serta dampaknya yang mengerikan dan kita sedang mempelajari bagaimana aktivitas manusia dan teknologi memengaruhi sisytem cuaca sedemikian rupa sehingga mengubah kehidupan kita untuk selama-lamanya di atas bumi,” papar Profesor Hawking.
Jarum-jarum Doomsday Clock dioperasikan oleh Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) dan telah disesuaikan beberapa kali selama 60 tahun sejarahnya, terakhir kali pada tahun 2002. Waktu itu jarum jam dimajukan 7 menit ke tengah malam setelah peristiwa 11 September 2001 dan mundurnya Amerika dari Anti-Ballictic Missile Treaty.
“Bahaya yang diakibatkan perubahan cuaca hampir sama besarnya dengan bahaya akibat senjata nuklir,” terang BAS. “Efeknya mungkin kurang dramatis untuk jangka pendek bila dibandingkan dengan dampak ledakan persenjataan nuklir. Tapi untuk 3 atau 4 dekade mendatang perubahan iklim bisa mengakibatkan bahaya yang tidak bisa diperbaiki terhadap habitat bumi yang menjadi andalan masyarakat manusia untuk bisa bertahan.”
Ancaman perubahan cuaca juga ditekankan dengan pembuatan seri peta baru yang memperlihatkan secara terperinci bagaimana perubahan cuaca akan berdampak pada berbagai bagian dunia. Menurut atlas baru itu, pemanasan global di tahun 2006 akan kembali normal pada tahun 2100.
KIAMAT MAKIN DEKAT
Kamu ngerasa kan kalau cuaca makin lama makin bikin gerah? Sehari mandi dua kali tuh enggak cukup deh. Badan terus berkeringat, ketiak yang sudah diolesi deodoran masih bau juga. Rambut pun basah kuyup. AC dan kipas angin enggak berasa menyejukkan meski sudah disetel paling pol. Ah, enggak asyik banget deh.
Bukan cuma kita-kita di Indonesia yang merasa kepanasan loh. Di seluruh dunia telah berlangsung perubahan yang sangat mencolok. Suhu panas seperti sekarang ini menyimpang dari cuaca yang seharusnya. Menurut Profesor Stephen Hawking, perubahan cuaca ini menjadi ancaman besar bagi dunia bersama-sama dengan terorisme dan perang nuklir.
Ahli kosmologi serta matematika itu menyatakan bahwa baik pemanasan global maupun ancaman perang nuklir harus sama-sama ditangani dengan segera. Profesor Hawking dari University of Cambridge, Inggris, menyatakan hal tersebut di depan sekelompok ilmuwan yang menyelenggarakan acara hitung mundur Doomsday Clock, menuju Armageddon (kiamat) menjadi 2 menit lebih cepat menjadi 5 menit menuju tengah malam-lebih lengkap mengenai Doomsday Clock bisa dilahap di boks Info Instan. Pemajuan itu dilakukan berkenaan dengan mencoloknya perubahan iklim dunia serta program nuklir yang dilakukan Korea Utara serta Iran.
Info Instan
Doomsday Clock adalah jam simbolik
yang dicetuskan sejak tahun 1947 oleh
Dewan Direktur Bulletin of the Atomic
Scientists (BAS) yang berkedudukan di
Universitas Chicago, Amerika Serikat.
Jam simbolik ini mengumpamakan
bagaimana manusia berada di menit-
menit menjelang “tengah malam”. Nah,
tengah malam yang dimaksud adalah
kerusakan yang diakibatkan oleh
perang nuklir. Jam simbolik itu muncul
di sampul muka BAS sejak konsepnya
pertama kali diperkenalkan. Jumlah
menit menjelan tengah malam (ukuran
derajat ancaman nuklir) diperbarui
secara periodik. Mula-mula jam berada
di posisi 7 menit menjelang tengah
malam, yaitu bersamaan dengan Perang
Dingin di tahun 1947 dan telah 18 kali
diubah, baik dimajukan atau
dimundurkan sesuai makin dekat atau
makin jauhnya prospek perang nuklir.
“Sejak bom atom diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki, tidak ada senjata nuklir yang digunakan dalam perang. Tapi dunia beberapa kali hampir hancur karena senjata nuklir,” kata Profesor Hawking. “Kalau itu sampai terjadi dulu, kita semua telah mati.”
Beliau juga menjelaskan bahwa ilmuwan punya tanggung jawab sosial terhadap kondisi dunia yang sedang berada di tepi abad nuklir kedua serta periode perubahan cuaca yang tidak diperkirakan. Seharusnya ilmuwan sekali lagi memberi peringatan pada masyarakat dan menganjurkan para pemimpin mengenai bahaya yang dihadapi umat manusia.
“kita bisa memperkirakan akan adanya bahaya besar bila pemerintah dan masyarakat tidak mengambil tindakan untuk menghentikan perang nuklir serta mencegah perubahan cuaca lebih lanjut. Sebagai ilmuwan kita paham bahaya persenjataan nuklir serta dampaknya yang mengerikan dan kita sedang mempelajari bagaimana aktivitas manusia dan teknologi memengaruhi sisytem cuaca sedemikian rupa sehingga mengubah kehidupan kita untuk selama-lamanya di atas bumi,” papar Profesor Hawking.
Jarum-jarum Doomsday Clock dioperasikan oleh Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) dan telah disesuaikan beberapa kali selama 60 tahun sejarahnya, terakhir kali pada tahun 2002. Waktu itu jarum jam dimajukan 7 menit ke tengah malam setelah peristiwa 11 September 2001 dan mundurnya Amerika dari Anti-Ballictic Missile Treaty.
“Bahaya yang diakibatkan perubahan cuaca hampir sama besarnya dengan bahaya akibat senjata nuklir,” terang BAS. “Efeknya mungkin kurang dramatis untuk jangka pendek bila dibandingkan dengan dampak ledakan persenjataan nuklir. Tapi untuk 3 atau 4 dekade mendatang perubahan iklim bisa mengakibatkan bahaya yang tidak bisa diperbaiki terhadap habitat bumi yang menjadi andalan masyarakat manusia untuk bisa bertahan.”
Ancaman perubahan cuaca juga ditekankan dengan pembuatan seri peta baru yang memperlihatkan secara terperinci bagaimana perubahan cuaca akan berdampak pada berbagai bagian dunia. Menurut atlas baru itu, pemanasan global di tahun 2006 akan kembali normal pada tahun 2100.
Pengertian Manajemen
1. Pengertian Definisi dari Manajemen
a) Di bawah ini adalah definisi dari kata manajemen :
1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet
Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
b) Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul JTAe^BnctÃon of the Executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fajol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan GerQge K Terry.
2. Marry Parker FoUett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
a) Di bawah ini adalah definisi dari kata manajemen :
1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet
Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
b) Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu ilmu dan seni dari :
1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul JTAe^BnctÃon of the Executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fajol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan GerQge K Terry.
2. Marry Parker FoUett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)